ESDM Turunkan Harga Batu Bara Acuan Jadi US$65 per Ton

ESDM Turunkan Harga Batu Bara Acuan Jadi US$65 per Ton
Ilustrasi batu bara.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) per September 2019 sebesar US$65,79 per ton. Angka itu merosot hingga 9,46 persen dari posisi Agustus yang masih di level US$72,67 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan penurunan harga batu bara dilatarbelakangi oleh kenaikan produksi di China dan India. Kenaikan tersebut membuat suplai batu bara di dua negara itu kini lebih melimpah dari sebelumnya.

"Penurunan HBA dipengaruhi peningkatan produksi dalam negeri batubara China dan India yang menyebabkan pembatasan impor batu bara dari Indonesia oleh China dan India," ungkap Agung, Senin (9/9).


Tak hanya itu, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang tak kunjung usai juga memberikan dampak negatif pada harga komoditas emas hitam tersebut. Tekanan bertambah karena permintaan batu bara di benua Eropa semakin lesu.


Sebelumnya, Agung menyatakan HBA bulan sempat naik dari US$71,92 per tin menjadi US$72,67 per ton lantaran pasar energi yang membaik, terlihat dari kenaikan permintaan dari Tiongkok dan Korea.

"Selain itu, adanya gangguan pasokan batu bara dari tambang di Australia menyebabkan indeks Global Coal dan Newcastle mengalami penguatan," jelasnya.

Kendati demikian, Kementerian ESDM mengakui harga batu bara mengalami tren pelemahan pada tahun ini. Bahkan, HBA yang ditetapkan pada Juli 2019 lalu sebesar US$71,92 per ton merupakan yang terendah dalam 2,5 tahun terakhir.

Diketahui, HBA diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada bulan sebelumnya.  Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Panji Irawan bilang harga komoditas beberapa waktu terakhir terus melemah karena tertekan oleh perang dagang AS-China.


Masalah yang terjadi pada dua negara itu mempengaruhi volume perdagangan dunia. "Perang dagang akan berdampak negatif terhadap ekonomi global karena akan menurunkan volume perdagangan dunia. Lalu pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi dunia," ucap Panji.

Untuk batu bara, Panji menyebut harganya saat ini turun ke level US$65 per ton. Sementara, pada 2017 lalu harganya di level US$100 per ton dan 2018 sebesar US$88,3 per ton.

Sementara, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) saat ini sudah berada di level US$500 per ton. Padahal, rata-rata harga komoditas itu pada 2017 lalu masih di level US$648 per ton dan 2018 sebesar US$556 per ton.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190910090925-85-428979/esdm-turunkan-harga-batu-bara-acuan-jadi-us-65-per-ton
Share:

Recent Posts