ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5,1 Persen

Ilustrasi. (AFP PHOTO / TED ALJIBE).
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,1 persen dari proyeksi pada April lalu, 5,2 persen. Proyeksi tersebut melambat dari realisasi tahun lalu yang sebesar 5,17 persen akibat penurunan ekspor dan pelemahan investasi domestik.

Tak hanya itu, ADB juga menyeret proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dari 5,3 persen menjadi 5,2 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah dari target Anggaran Pertumbuhan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang dipatok 5,3 persen.

"Diperlukan investasi yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan dengan fokus pada daya saing dan pengembangan sumber daya manusia sebagai kuncinya," ujar Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (25/9).


Sementara itu, konsumsi yang kuat akan membuat Indonesia mampu meneruskan pertumbuhan ekonominya baik tahun ini dan tahun depan. Belanja konsumen masih tumbuh ditopang kenaikan pendapatan rumah tangga, pertumbuhan lapangan kerja, dan inflasi yang rendah di kisaran 3,2 persen pada tahun ini dan 3,3 persen tahun depan.
"Fundamental perekonomiannya masih solid, dengan posisi fiskal yang dikelola dengan baik, harga-harga yang stabil, dan cadangan devisa pada posisi yang cukup aman," katanya.

Selanjutnya, defisit transaksi berjalan tahun ini diperkirakan terkendali di level 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) meski terjadi pelemahan pertumbuhan di antara mitra perdagangan.

Namun, investasi dan pertumbuhan ekonomi yang mulai melaju diperkirakan akan menyebabkan defisit transaksi berjalan melebar ke 2,9 persen PDB pada 2020.

Jelang akhir tahun, ia memperkirakan investasi akan terus membaik seiring kemajuan pembangunan proyek-proyek strategis nasional untuk meningkatkan jaringan infrastruktur.
Selain itu, sambung ia, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hingga ke level 5,25 persen juga berpeluang mendorong pertumbuhan kredit.

Sektor jasa juga diperkirakan akan menjaga pertumbuhan tetap tinggi, didorong oleh populasi kaum muda yang terus melaju sehingga meningkatkan penggunaan jasa online. Di sektor industri, konstruksi kemungkinan akan diuntungkan oleh pembangunan properti perkotaan.

Komitmen pemerintah untuk mengadopsi teknologi baru juga akan meningkatkan kemampuan manufaktur dan membawa peningkatan daya saing dalam jangka menengah.

Tahun depan, ia memperkirakan investasi swasta akan terus membaik seiring dengan ekspektasi berbagai kebijakan reformasi baru untuk meningkatkan iklim usaha dan mempercepat modernisasi ekonomi.

Kendati demikian, Indonesia masih perlu mengawasi risiko eksternal yang masih membayangi perekonomian Indonesia di antaranya ketegangan perdagangan global dan melemahnya momentum perdagangan.

Lebih lanjut, melemahnya investasi juga perlu menjadi perhatian dan Indonesia harus tetap melanjutkan langkah-langkah reformasi guna mendiversifikasi perekonomiannya dan bersiap meraih peluang terkait perubahan rantai pasokan global.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190925144158-532-433888/adb-pangkas-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-ri-jadi-51-persen
Share:

Recent Posts